RELAKAN NAFAS
Berdering-dering
meraung dan membahana diseluruh sudut kamarku.Bunyi alarm tanda waktu untuk aku
bangun.Apalah fungsi kotak putih itu dengan berbagai fitur canggih yang
dimiliki hanya aku pakai untuk alarm setiap pagi.Telah sekitar 1 menit alarm itu berbunyi tapi aku masih
berusaha mengirim sinyal-sinyal ke syaraf pusat dan diteruskan menuju organ
gerak.Yah,aku sudah aktif dalam arti siap melakukan banyak hal.Banyak hal yang
aku ingin dan aku harap terjadi hari ini akan segera terpikir tepatnya setelah
aku matikan suara bising memekik ditelinga itu.Tangan meraba-raba dan mata
merek-melem mencari kotak putih itu.Kotak sudah ditangan tinggal buka kunci
layarnya dan inilah masalahnya,ada sebuah bentuk pola-pola yang harus dibentuk
untuk membuka kunci layar.Kunci layar sengaja aku buat simple dengan hanya
membentuk inisial nama dari perempuan itu dikombinasikan inisial nama ku
sendiri.Terlihat norak memang saat semuanya dipikir-pikir tapi memang aku ingin
semua hal itu bermakna hingga layar kunci pun aku beri inisial namanya karena
memang perempuan itu memiliki makna yang dalam.Sudah terbuka kuncinya dan
segera muncul pemberitahuan alarm di layarnya yang pasti akan aku pilih off
untuk membinasahkanya.Terlihat dilayar kotak putih ada jam analog yang
menunjukan pukul 04.03 WIB,tepat saja ternyata butuh 3 menit untuk tubuhku
aktif seutuhnya.
Mengawali hari dengan menarik garis berpola untuk membentuk inisial nama
perempuan itu sudah menjadi rutinitas setiap pagiku sejak kota putih itu hadir
sebagai hadiah.Mengapa sedemikian anehnya aku ini padahal dia jelas saja bukan
pacarku.Tapi memang makna kata cinta tak harus memiliki bisa menjadi jawaban
tepat untuk hal itu.”Sebagai penyemangat setiap pagi,siang,sore dan malam
bukankah memberi dampak positif dihidupku?”tanyaku pada diri sendiri.
Sudah kuletakan kotak putih itu tergeletak di meja belajar dengan layar
belum terkunci.Layar hanya akan terkunci bila layar home yang menjadi layar
utama dan saat ini layar kontak lah yang menjadi layar home.Layar kontak dengan
satu nama jelas dan besar terlihat disana “ictus”.Namanya aneh seaneh orangnya
jadi lebih baik menggantinya dengan bahasa latin yang artinya detak.Detak
berarti bahwa dia seperti layaknya detak jantungku karena tanpa detak itu aku
hilang.Bukan hanya nama tapi nomor telepon dan fotonya ada dilayar kontak
itu.aku sengaja membiarkan kontaknya ada dilayar home agar terasa bahwa ada dia
disampingku dan menemani aktivitas pagiku.
Mulai melirik buku yang seperti tersenyum girang saat dia berpikir bahwa aku
akan menyentuhnya,membaca isinya,menandai hal-hal penting,dan terakhir mengeluh
bahwa soal didalamnya sulit-sulit.Pastilah buku fisika yang membuat semuanya
mudah diawal dan sangat sulit diakhir.Membaca beberapa lembar dari buku dan
mengangguk-ngangguk seolah paham dengan hukum-hukum dan penurunan rumus yang
ada di buku fisika itu.Tepat 40 menit aku belajar mengerti banyak hal dari
fisika bab yang intinya membahas hal-hal tentang listri.Segera saja aku menutup
buku fisika dan menarik baju putih bersih dan sarung sari tempatnya.Waktu
sholat subuh telah tiba dimana kewajiban kitalah untuk mendirikan sholat.Setelah
bersuci saatnya sholat sunnah kobliyah subuh yang cukup bisa dikerjakan dirumah
dan dikamar sendiri.Sholat subuh berjamaah sudah dipelupuk mata,mimih ku
memanggil pelan mengajak aku sholat bersamanya juga bapak.Sebutan mimih disini
bukan karena sok gaul atau apa tapi lebih ke melestarikan adat.Maklumlah aku
campuran darah sunda jadi biasa memanggil ibu dengan sebutan mimih.selesai
menjalankan kewajiban akan ada sesi berdoa dipimpin bapak sebagai imam
sholat.Dalam selah-selah doa pasti ada doaku untuk semua orang yang aku sayangi
dan menyayangi ku dan terlebih untuk ictus.
Sepertinya tidak ada hal yang lebih gila dari pada mandi jam 5 pagi.Itulah
mengapa aku lebih memilih membaca buku-buku yang menyenangkan dan menghibur.Buku
bahasa indonesia adalah pilihan cerdas untuk mengawali pagi dengan senyum
semangat.Dalam hal ini buku bahasa indonesia bisa memberi kecerahan karena ada
beberapa cerpen dan sebagainya yang menarik pastinya.Lebih dari sekedar cerpen
akan ada penambahan ilmu kebahasaan yang bisa didapat karena dengan membaca
pasti menanamkan konsep yang sebaik dari apa yang dibaca.
Hari beranjak terang dan matahari mulai muncul diufuk timur.Rutinitas mandi
harus dijalankan agar tidak kucel dan berbau asam nitrat nantinya.Berkaca
dengan merapihkan baju seragam putih abu-abu.Menarik-narik baju hingga sampai
pada lekukan yang rapih dan elegan.”Hahaa..padahalkan baju batik kenapa
dimasukin coba kaya anak autis yang ingusan dengan tiga jambul diubun-ubun,yapp
cecep! Hahah”bicara sendiri didepan cermin.Masih didepan cermin berkaca dan
merenung”Akan jadi apa aku suatu hari nanti? apakah menjadi lelaki berdasi
putih atau malah lelaki berdasi biru?apakah memiliki nasib baik atau akan
terpuruk?”.Akan butuh berhari-hari untuk memikirkan semua itu dan mendapat
hasilnya.
Berangkat kesekolah dengan simerah dan sampai 30 menit setelah waktu
berangkat.30 menit bukanlah waktu tercepat untuk sampai kesekolah tapi itu
waktu yang ditambahkan hal-hal lain.Diperjalanan selalu terpikir akan ada apa
nanti disekolah”Apakah nanti ada hal menyenangkan?”dengan mempertanyakan hal
simple seperti itu pun aku sudah bisa memberi jawaban lebih dari satu lusin.Hal
pertama adalah akan ada banyak teman menyambut didepan pintu kelas.Sambutan
pagi dari teman-teman dan sahabat karib adalah dorongan motifasi yang sangat
real.Dari banyaknya teman dan sahabat pastilah terselip hal istimewa yang ada
disana yaitu ictus.Namun beberapa hari belakangan dia berangkat sekolah selalu
lebiah siang dari biasanya entah karena hal apa.Memang hubungan kami sebatas
teman hanya saja ada hal pembeda diantaranya.Hal itu ada perasaan yang saling
kami punya satu sama lain.Beberapa kejadian membuktikan hal-hal tersebut.Akhir-akhir
ini memang aku jarang menghubungi ictus seperti hari-hari yang lalu.kebiasaan
yang biasa adalah saling balas sms dengan kalimat ketus dan menyebalkan.Bahkan
dalam beberapa hal dia mengejek dengan mudahnya seperti tanpa beban untuk mengatakanya.
“Selamat malem”
kataku lewat sms .
“Selamat”jawab
ictus dengan datar dan dingin.
Dibagian seperti inilah semua kata beku.Aku hanya sedikit kesal karena apa yang dia lakukan jelas tidak
menunjukan itikat baik,tapi dilain sisi aku mestinya paham bahwa tidak ada
keharusan dia ramah,selalu tersenyum dan menghargai smsku.Kembali lagi kata “Aku
ini siapa?”menyeruak kedalam pikiran dan menyadarkan aku akan fakta dari
kehidupan.Semuanya bukan seperti mimpi yang selalu aku impikan di taman
mimpiku.Dalam taman mimpiku aku punya percakapan yang indah.
“Malem ictus”aku
mengirim.
“Iya,malem
juga.ehh kebetulan kamu sms aku memang lagi mau tanya banyak hal :D “Jawabnya
bahagia.
“Aku memang
selalu datang disaat yang tepat kan? Mau tanya apa ictus? Pasti aku
jawab”kataku percaya diri.
“Kamu bisa aja
hahaa,iya mau tanya blablabla”menyerukan banyak pertanyaan dan keinginannya
bagai tiada lagi hari esok untuk bisa bertanya dan bercanda.
Begitulah taman mimpiku aku
bangun.Tapi inilah kenyataanya dimana sebuah fakta menjadi penentu segalanya.Aku
telah berada dikelas dan dalam jam pelajaran biologi yang membahas gambar
tentang proses apalah itu.Dalam pelajaran itu konsentrasi jelas dibutuhkan
namun malah dipertengahan aku luluh lantak membeku.Ada instruksi dari guru
untuk mencari gambar proses apalah itu di internet tepatnya di mbah google.Ternyata
ictus dipanggil oleh guru biologi untuk menunjukan gambar itu di depan kelas
dengan menggunakan laptop yang dimilikinya dan proyektor LCD.Terlihat tab-tab
tambahan dihalaman google,ternyata ictus tengah membuka beberapa info di
internet dan tidak ketinggalan twitter.Oleh karena itu dia sampai bolak balik
kedepan kelas untuk menutup tab twitternya.Namun itu membuat guru biologi
penasaran membuka hal-hal menarik dari laptopnya.Tepatnya saat semua program
aktif ditutup dan hanya menyisakan wallpaper sebagai background dekstop.Sekejap
mataku melihat tajam untuk memperjelas gambar apa yang menjadi wallpapernya.Tanpa
disangka ada seorang lelaki muda yang tengah duduk dipinggiran jalan dengan
memegang sebuah camer dan mengarahkanya tepat ke camera yang memfotonya.
Aku berfikir keras hingga terasa pusing dan berputar sekelilingnya.Tubuhku
kehilangan daya dan aku seperti batrai yang habis dan kosong layaknya gurun pasir
sahara yang luas dan hampa.Jari-jariku bergetar seperti orang ketakutan dan
terus menerus bergetar.Rahangku beku tak berpindah dari tempatnya dan seketika
kaku tak bergerak.Beberapa detik aku tak bisa mengatakan hal apapun masih
terkaget-kaget dan terheran.”Ini seperti langkah yang berhenti
berjalan,layaknya mimpi yang tak terwujudkan,ibaran hati yang tertindas,dan
seperti nada-nada sumbang”aku berkata pada hati.Dalam hal ini aku memahami
segalanya dan tidak butuh penjelasan akan hal apa pun.Aku tidak akan bertanya
dan aku tidak terima sebuah jawaban.Aku akan terpejam mulai hari ini dan detik
ini untuk menutup mata akan segala hal yang berhubungan dengan ictus.
Entah bagaimana sakitnya hati ini aku rasa karena begitu terasa sakitnya
dan pedihnya hingga aku mati rasa.”Warna seperti menghilang kau tahu!!aku
seperti mati dikelas ini!dan semuanya telah berakhir,berakhir disini,tempat ku
mulai bermimpi”jeritku dalam hati berlanjut dengan pikiran kosong menyertai.Mungkin
kali ini bukan air mata yang harus berbicara untuk meratapi semua tapi sebuah
pemikiran yang revolusi untuk meninggalkan semuanya.”Baiklah biarkan gelap ini
datang,pastikan nanti ada terang datang”kalimat motivasi pertamaku.Kini biarlah
arahku membawaku kemana aku harus pergi.Kemana aku harus mengetuk pintu hati
lain.Menunggu seseorang menerangi sisi gelapku seperti layaknya dia.Biarkan
masalalu menghilang lalu tanpa beban aku meninggalkan belakang.
Setelah waktu merenungku
selesai,aku kembali kepelajar dengan terus menyibukan diri dengan soal-soal dan
membaca hal tidak berguna.Hanya untuk bisa menghapus sedih dan sepi.Aku akan
membungkusmu ictus dan warnamu dimasa yang indah.tak akan teringkari masa-masa
itu dan tak akan menyesal pernah menjalani ketulusan denganmu.