Nama : Imam
DI UJUNG MIMPI
Aku
tersentak akan adanya sebuah amplop berwarna merah jambu yang terselip di laci
tempat dudukku.Dengan sedikit hati-hati aku mengambilnya dan memperhatikan
dari mana datangnya surat tersebut.Aku
menaikan dahiku,apa tidak salah ada surat buatku.Aku tersenyum saat mengetahui
ternyata ada seseorang yang sayang padaku.Sedikit tersenyum aneh aku dengan
tulisan-tulisan yang ada dalam surat tersebut.Aku berfikir bahwa ini adalah
sebuah lelucon yang gila,mana mungkin seorang gadis berani memberikan surat
cinta pada seorang pria,sambil mengaruk-garuk kepala yang tidak berkutu ataupun
gatal.
Aku membaca surat tersebut seraya tersenyum akan isi dari
surat tersebut.Kalimat-kalimat puitis yang menyentuh jiwa.Berisikan
kalimat-kalimat yang bernuansakan cinta.
Imam
Aku ingin mencintaimu seperti matahari
Yang tak pernah ingkat bersinar dipagi hari
Itu
adalah salah satu bait dari surat tersebut.Aku mengetuk-mengetuk meja ,seraya
terpukau dengan susunan kalimat dari surat tersebut yang seakan dapat
menghipotis dan dapat mengaktifkan nada-nada cinta dihatiku.Aku terus tersenyum
saat surat tersebut ku baca.Ada sebuah rasa senang dan penasaran akan siapakah
gadis yang mengirimkan surat yang amat menggugah sukma ini.Seraya
menggesek-gesekan kakiku dilantai aku terus memikirkan kalimat-kalimat tersebut
bahkan terus terbayang siapa sajakah orang berpeluang mengirimkan surat
tesebut.
Aku berfikir bahwa ini adalah surat dari mantanku Anis yang
baru 3 bulan ini kami putus.Aku merasa sedikit senang membayangkan jikalau memang
dialah yang mengirimkan surat ini.Dalam harapku memikirkan sebuah harapan bahwa
ia yang mengirimkan surat ini.
Saat aku sedang girang-girangnya datanglah sahabat
ku,”pagi-pagi udah seneng aja imam ini”ucapnya seraya duduk disampingku.Putri
adalah sahabat dekatku bahkan ia yang selalu mendengarkan curhatanku tentang
segala masalah yang aku hadapi bersama mantanku dulu.Sambil mengelus-elus dagu aku mengungkapkan kepada
putri akan surat yang aku terima pagi ini.Ia tersenyum senang saat melihat tawa
ku sambil memegang surat ini.Lalu ia bertanya “Siapa yang memberikan surat
tersebut?”tanyanya sambil memandang dengan mata yang jernih .Aku berfikir hanya
ada satu orang yang mungkin mengirimkan surat ini yaitu adalah Anisa.”Siapa
lagi kalau bukan mantanku yang satu itu,mungkin ia menyesal karena telah
memutuskanku”jawabku dengan girangnya.
Tiba-tiba putri langsung pergi saat aku selesai
berbicara,”Mau kemana?”tanyaku cemas.
”Mau kekantin”jawab putri dengan sedikit emosi.
Memang begitulah sifat sahabatku yang satu itu selalu
kekantin saat ia kesal.
Tak
cukup sekali aku membaca surat tersebut,aku harus membacanya berulang-ulang
untuk mengerti arti dan makna dari surat tersebut.Aku membukanya tiap 5 menit
sekali,seraya membayangkan wajah anisa yang tengah mengatakan kata-kata yang
ada dalam surat tersebut.Dengan membaca surat tersebut aku seakan-akan bertemu
dengan anisa secara langsung dan dengan membaca surat tersebut aku dapat
mengingat kenangan-kenangan indah yang telah kami lalui selama 8 bulan.Bukan
hanya senang aku menjadi seperti gunung krakatau yang siap meledah karena
begitu menggeloranya rasa cinta yang ada didadaku ini.Seakan-akan tiada jarak
antara aku dan Anis sehingga kami tersara dekat walaupun kenyataanya kami
berjauhan.
Dengan rasa penasaran saat jam istirahat aku langsung
menemui Anisa di kelas 9A.Aku meluncurkan senyum sejuk dan manis kepadanya sebagai tanda bahwa aku menerima suratnya
dengan suka cita.Aku pun mengajaknya ketempat duduk yang ada dipojokan kelas
didekat jendela.Anis tidak terlihat marah denganku seperti hari biasanya.Ia
menerima ajakanku untuk sekedar ngobrol masalah kami dari hati ke hati.
”Anis mengirim surat ini?”tangan kiri ku yang memegang surat
dan tangan kanan memegang tangan lembutnya.
”Apa yang kamu maksud dengan surat ? aku tidak merasa pernah
mengirimkan surat padamu”jawabnya dengan sedikit heran.
”Sungguh bukan kamu yang mengirimnya.?”tanyaku untuk sekedar
meyakinkan jawabanya.
”Ia imam,Aku tidak memberikan surat apapun padamu,mungki dia
gadis yang selama ini terus mengganggu hubungan kita”jawabnya sinis seraya
melepaskan tanganya dari tanganku.Sambil tertunduk lesu aku berfikir siapa
gadis yang dimaksud oleh Anis.
”Tidak usah pura-pura tidak tahu mam,gadis itu kan yang
selalu bersamamu dan yang menjadi selingkuhanmu dulu”ujar Anis yang amat sadis
menuju kepada sahabatku putri yang senantiasa menemaniku dalam suka dan
duka.Sontak saja aku marah padanya”Kamu jangan ngomong sembarangan dan membawa
purti dalam masalah kita,kamu cuma-cari-cari alasan supaya bisa putus dari ku
padahal kamu sebenarnya dibelakangku kamu suka sama Ikbal kan,dasar cewek
munafik!” ujar ku sambil mendorong bangku yang ada disampingku.Aku terus
beranjak pergi meninggalkan Anisa yang telah sewenang-wenang dengan menyebutkan
putri sebagai selingkuhanku.
Aku masih bisa terima kalu memang ia mengatakan bahwa dia
sudah tidak sayang padaku dari pada menuduhku selingkuh dengan sahabatku
sendiri yang notabene telah seperti saudara sendiri dan mustahil untuk menjadi
kekasih.
Setelah
kembali kekelas aku disambut dengan hangat oleh sahabat ku Putri,ia memberi ku
motifasi bahwa Anisa bukanlah gadis yang cukup baik untuk pria sebaik
diriku,Sambil mengusap- usap punggngku seakan berusaha menenangkan kegelisahan
dan kegundahan hati ku. Aku yang tengah sakit hati karena perasaan sayang yang
masih ada dalam sukma tidak mampu bersanding kembali dengan pasanganya.
”Aku amat kecewa dengan keputusan anis yang telah
memutuskanku hanya karena ia tidak suka akan kedekatan kita,padahal sampai
kapan pun kita tidak akan jadi kekasih kan put..?”unggkapku seraya memejamkan
mata menahan air mata yang ingin mengucur .Putri terus menarik tanganya dari
pundakku dan dan mengatakan”memang tidak bisa ya mam..!” ungkapnya dengan
lesu.Ia terus berlalu bersama rasa sedih yang ku alami,seakan akan sebuah
istana cinta yang telah kubuat dari rasa sayang hancur diterpa ombak besar yang
meluluhlantakan istana cinta ku.
Aku pun
memiliki rencana dalam malam perpisahan yang akan dilaksanakan malam nanti,aku
berniat untuk mengajak Anisa untuk balikan.Karena rasa yang aku miliki masih
ingin mekar dan berbunga walau apa pun yang terjadi biarlah rasa cinta ini aku
ungkapkan karena rasa ini tidak bersalah,dan karena cinta bukanlah kesalahan
maka hanya ada Anisa dihatiku saaatni.
Sampai tiba malam perpisahan,aku tidak melihat anisa
disepanjang malam padahal aku berharap untuk bisa menyatakan perasaanku.Namun
penantianku pupus dengan hadirnya sesosok lelaki yang ada disamping anisa dan
menggenggam tangan nya dengan erat.Serasa musnah seluruh semangatku dan rusak
semua tembok cintaku menjadi serpihan-serpihan kecil yang berserakan.Apa lagi
setelah melihat ia memalingkan muka saat ia melihat ku,serasa matahari telah
padam dam malam akan selamanya ada.Saat itu sebuah kabut menyelimuti diri dalam
kesedihan.
Namun ada sesuatu yang hilang dari diriku selain cinta,yaitu
sahabat.Aku terus mencarinya dan berharap ia dapat mendengarkan isi hatiku
saaat iini.Namun saat acara hampir selesai ternyata ia belum kenjung
datang.Handphond yang ada disaku kupun aku gunakan untuk menelfonya namuan saat aku hendak
menelfon,ada sebuah smSMS dari nomor yang tidak ku kenal yang berisikan,,
Ada sebuah surat di
meja mu by: putri.
Aku langsung bergegas ke kelas dan mendapati ada sebuah
surat beramplop warna merah muda seperti dipagi itu.Kini surat tersebut
memiliki nama pengirimnya yakni Firna putri yana yang berisikan..
Aku sahabatmu dan aku sangat amat sayang padamu
Sebagaimana kau menyayangi anisa
Hingga kini rasa ku masih sama dan rasa ku ini tidak salah
karena cinta tidak pernah salah
Jadi biarkan rasa cintaku terpendam hingga akhir waktu dan
biar aku datang dalam tiap mimpimu
Aku yakin bahwa aku tidak akan bisa melupakanmu,dan aku
ingin kau menjadi seseorang yang paling aku cintai didunia ini.
Dan inilah hal yang ingin aku utarakan diujung mimpiku.
Setelah membaca surat tersebut aku dengan segera langsung
menelfon putri.
“Halo bisa bicara dengan putri?”kataku sedikit
perlahan,namun tidak ada jawaban hanya terdengar wanita yang tengah
terisak-isak.
“Saya bicara dengan siapa?”kata wanita yang bersuara sedikit
terisak-isak
“Saya imam temanya putri”jawabku dengan rasa cemas.
“ooo...Imam,putri tadi baru saja kecelakaan sepulang dari
acara perpisahan dan tadi dia sempat koma dan sekarang ia baru saja meninggal”
tuturkata dari ibu putri yang membuat hancur berantakan perasaanku.Sambil
mendekap surat dari putri didadaku aku menangis dan tanpa sadar jatuhlah
handphond dari tanganku.
Meninggal? Kata itu terus terbayang dan mengiang
ditelingaku.Aku terdiam mematung ,merasakan hawa dingin angin malam yang masuk
kedalam hatiku.Aku tiada berfikir ini bisa terjadi,sungguh tidak bisa
dibayangkan.
Dulu didalam kelas ini aku tertawa bersama Putri dan dikelas
ini pula aku menangisinya.
“Putri jangan tinggalkan aku,aku tidak bisa kehilangan orang
yang amat mencintaiku”Teriaku seraya bersujud dilantai.Aku terus memukul-mukul
lantai kelas dengan sekuat tenaga sebaigai pelampiasan rasa sedihku.Aku terus
tertunduk dan akan tetap disini dan tidak ingin memejamkan mata,karena pasti
aku hanya akan bertemu denganya lewat mimpi dan aku ingin bertemu denganya
disini.Bukan diujung mimpi ku namun
semua sudah terlambat dan semua itu karena kebodohan ku.Kini Putri adalah
sebuah kenangan yang terindah dan biarkan dia tenang disana diujung mimpi.
Oleh
Imam
NISN.9958832015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar